Kamis, 21 April 2011

Tak Seimbang



Tuan : Go, kamu tahu alasanku pergi sampai sini?
EGO  : Untuk rencana hati tuan kan?
Tuan : Benar Go...,
Tuan : Go, kamu tahu untuk apa aku tanggalkan suasanaku disana dan aku tinggalkan sahabatku disana?
EGO  : Untuk rencana tuan dan "dia"
Tuan : Go...,
EGO  : Ada apalagi tuan?
Tuan : Apa yang kamu rasakan ketika "dia" nggak bisa seimbang menjaga tuanmu seperti tuanmu menjaganya?
EGO  : KECEWA tuan!!
Tuan : Hmmm... (diam menunduk dengan sebatang rokok di jari)

Rabu, 13 April 2011

Sebuah Pesan & Hiburan Ringan Dari Sahabat


mungkin diriku masih ingin bersama kalian...
mungkin jiwaku masih haus sanjungan kalian...


Sebuah hiburan ringan yang dibuat oleh beberapa sahabatku yang di upload di jejaring sosial facebok. Mereka adalah sahabat-sahabat yang stay di Jogja, kota dimana kita sering berkumpul bersama, bercengkrama gak jelas sampai kentut-kentutan. Lagu "sebuah kisah klasik" dilantunkan dengan gaya khas mereka yang kocak. Video ini di tujukan untuk sahabat-sahabat mereka yang jauh, termasuk aku. Aku yang saat ini berada di Jakarta untuk mengadu nasib dan mencari rejeki, si Jono yang juga kerja di Jakarta tapi belum sempat ketemu dengan aku walaupun satu kota karna kesibukan kita masing-masing. Si Doyok yang berada di Semarang dan satu lagi untuk si Prast yang sampai saat ini masih menuntut ilmu di Vietnam. Video ini sempat membuatku terbahak sekaligus mengkacakan mataku. Yaaah aku memang cukup terharu dengan ending video ini. Terima kasih kawan atas hiburan kecilnya dan terima kasih atas pesan-pesannya. 

Selasa, 12 April 2011

Ego Yang Usil

Ego   : Tuan, ada yang kangen sama tuan.
Tuan : Siapa go??
Ego   : Suasana malam
Tuan : hmmm.... (sambil hisap rokok di jari)
Ego   : Tuan...,,
Tuan : Ada apalagi go??
Ego   : Ada yang rindu di duduki tuan.
Tuan : Siapa go??
Ego   : Trotoar yang biasa untuk tuan duduk menyendiri malam-malam sambil ngrokok dan ngopi.
Tuan : Hmmm...
Ego   : Tuan,
Tuan : Apalagi sih goooooooooo...!!!
Ego   : Ada yang menunggu kepulangan tuan.
Tuan : Tolong kamu sampaikan go, tuanmu akan pulang saat bingkisan kabar bahagia sudah terbungkus rapi dan sesuai misi hati.


by: de
15 maret 2011, 21:08

"DIA" (merindukannya lagi)

mencoba membayangkan "dia"
yang malam ini duduk di kursi bambu dan remang disekelilingnya
meski tak tau pasti dimana keberadaanya

namun hati tau "dia" dimana
"dia" yang baru saja merindukan sesuatu yang lama
sesuatu yang sering kuberi padanya
sesuatu yang muncul begitu saja
sesuatu yang sederhana dan tak berharga
sesuatu itu hanyalah "kata"
kadang tentangku... tentangnya...

juga tentang kita...

by: de
april, 11 2010
20.39pm

"febuari"

Febuari...
Dalam masamu kau berusaha menghancurkan hatiku.
Febuari...
Dalam masamu pula kau kirim setan ke dalam hatiku.
Febuari...
Taukah kamu bhwa setan itu tlah menggerogoti ketulusan dan kesetiaanku.
Febuari...
Lihatkah kamu bahwa setan itu telah membuat air mata sang penghuni hati turun dengan derasnya.
Febuari...
Dengarkah kamu dia teriak, dia marah, dia kecewa saat kau taburkan serbuk kebohongan.
Febuari...
Aku akui kamulah pemenang pertempuran hati kali ini.
Tapi febuari...
Tak ada yang kamu dapat dari kemenanganmu.
Karna ketulusannya mampu meluluhkanku dan tangisnya mampu membuatku iba.
Hingga membuatku tersadar akan kesalahan dan keluar dari hipnotis setan asmaramu.
Febuari...
Cepat berlalulah karna di waktumu ada kesalahan terbesarku dan di waktumu pula ku tlah membuatnya rapuh.
Bawa juga pergi setan dalam hati.
Biarkan hati kita seperti dulu lagi...


by: de
kamar kost, 17 "febuari" 2010
jam empat sore

Si Pria, Kue Manis dan Cahaya Yang Terabaikan


Sore menjelang magrib tadi, ada sesosok pria yang terlihat begitu tergesa-gesa. Dihampirinya sibiru (panggilan kesayangan untuk motor yang sering dipakainya). Ternyata Si Pria ingin mengambil kue ulang tahun yang telah dipesannya. Pergilah dia dengan sibiru menuju toko tempat dia pesan kuenya. Beberapa menit sampailah Si Pria ditempat yang tuju, toko kue.

Si Pria : Mbak ambil pesanan kue...
Penjaga Toko : Iya mas, minta notanya.
Si Pria : Nih mbak... (sembari mengulurkan tangan dan memberikan  nota ke penjaga toko)
Penjaga Toko: Bentar ya mas....
Si Pria : (menganggukkan kepala sambil tersenyum)
Penjaga Toko: Ini mas kuenya, coba dilihat dulu...
Si Pria : (membuka kotak dan melihat kue)  bagus mbak, iya ini pas banget.
Penjaga Toko: buat pacarnya ya maaas??
Si Pria : iya mbak (lagi-lagi Si Pria menganggukkan kepala sambil tersenyum)  makasih ya mbak!! (lsembari jalan keluar dari toko)


Mungkin saking bahagianya hari itu jadi sering banget Si Pria terlihat tersenyum. Tak lama Iapun sampai rumah dengan kue ditangannya. Cepat-cepat dia mandi dan dandan serapi mungkin. Oiya lupa, kue itu tadi akan dipersembahkan buat orang yang Ia sayang, orang yang 3 tahun terakhir ini telah menemaninya dalam sebuah hubungan yang penuh suka duka susah dan senang. Selesai berdandan Si Pria duduk-duduk santai dikursi teras rumahnya sambil merokok sembari siap-siap untuk menjemput pacar tercintanya. Sejam lebih Si Pria menunggu telpon dan sms dari sang pacar. Ternyata belum juga ada kabar yang didapatkan. "Mungkin banyak kerjaan yang harus di selesaikannya" (pikirnya sambil senyum-senyum melihat kue dan sesekali dikeluarkannya lilin dalam saku jaketnya).

Detik demi detik Si Pria ini menunggu kabar dari sang pacar. Kabar bahwa sang pacar telah kelar kerja dan siap dijemput. Dilihat lagi jam di handphonenya, dalam diam Si Pria cemas dan khawatir. Akhirnya dia mencoba menelpon sang pacar untuk memastikan dia (sang pacar) sudah selesai kerja atau belum. Tiba-tiba Si Pria tercengang mendengar kabar dari suaranya bahwa sang pacar sudah berada disebuah restoran bersama rekan-rekannya. Sang pacar menyuruhnya untuk menyusul tapi Si Pria menolak. Si Pria menolak bukan tidak ada alasan. Selain karna rencana yang sudah dibangunnya, kecewa juga menjadi alasan. Kecewa karna tidak ada pemberitahuan ajakan sebelumnya. Si Pria juga kecewa karna sang pacar tidak memberi konfirmasi tentang keberadaan dan apa yang akan dilakukannya. Bayangkan saja jika Si Pria tak punya inisiatif telpon mungkin akan sampai larut malam dia menanti kabar sang pacar dan menunggu kue juga lilinnya. Siang tadi Si Pria sudah mengirim pesan pada sang pacar, Si Pria berpesan ke dia (sang pacar) untuk miscall ke nomornya, kali aja Si Pria tidur nyenyak karena kelelahan dan mungkin saja Si Pria tidak mendengar alarm yang sudah Si Pria antisipasikan untuk bangunnya dari tidur siang. Setelah kirim pesan pada sang pacar, Si Priapun berbaring untuk tidur, dimulainya tidur dengan doa dan senyuman karna Si Pria punya rencana manis dibangun tidurnya sore nanti. Si Priapun terbangun karna alarmnya (terima kasih 6300ku,)  Ujar Si Pria sambil manatap HP-nya.

Si Pria kecewa saat tahu sang pacar lupa dengan amanatnya, sedangkan untuk acara dengan rekan-rekannya dia (sang pacar) tak lupa. Si Pria juga kecewa karna sang pacar tidak memberi kabar selesai kerja dan yang paling Si Pria sesali bahwa sang pacar seolah lupa dengan dirinya dan sang pacar tak tahu atau mungkin tak mau tahu bahwa ada Si Pria yang menunggunya, bahwa Si Pria telah menyiapkan sesuatu yang termanis untuknya (sang pacar).

"Tak masalah bagiku kalau kamu ingin merayakan hari bahagiamu bersama rekan-rekanmu tapi setidaknya kamu bisa memberi sedikit waktu untukku, untuk rencanaku, untuk kue dan lilinku juga buat kebersamaan kita demi menjaga keharmonisan hubungan kita atau paling tidak berilah kabar padaku. Selebihnya silakan jika ingin berkumpul dengan rekan-rekanmu. Bahkan jika kamu minta, aku akan mengantarmu, aku mendampingimu berkumpul dengan mereka, berkenalan dengan mereka biar mereka tau akulah kekasihmu. Apa kamu sudah senang merayakan hari bahagiamu tanpa aku disampingmu, kue dan lilin dihadapanmu??? Jika iya, akulah kekasih terbodoh yang gak bisa memberimu kesenagan sehingga km mudah senang dengan sesuatu yang baru disekitarmu. Mungkin disana kamu senang dan tertawa riang tapi kamu tak tahu disini aku bimbang, disini aku cemberut. Hanya kamu yang aku nanti untuk meniup lilin ini dan memotong kue ini. :(

Aku punya cara sendiri untuk menyambut hari bahagiamu meski hanya dengan cara yang sederhana. Tak bisakah kamu hargai itu?? Aku ini pacarmu aku bukan musuhmu, hakku selevel lebih tinggi dari mereka (rekan-rekanmu) untuk mendapatkan waktu dan dirimu. Itupun kalau kamu benar-benar menempatkanku dihatimu. Jika kamu ingat aku, tak butuh waktu semenit untuk memberi kabar padaku, untuk mengatakan apa yang akan kamu lakukan, untuk sekedar mengatakan kamu dimana. Ada aku yang menunggumu, ada aku yang mengkhawatirkanmu, ada aku yang akan menyambut hari bahagiamu. Tidak taukah kamu??? "

Begitulah kiranya ucapan Si Pria tentang kekesalan dan kekecewaanya. Terlihat sekali bahwa Si Pria sangat menyesali rencana dan harapan yang dia bangun. Kecewa itu tergambar jelas dengan bara dan asap rokok yang tiada henti dengan sesekali tundukkan kepala dan pejamkan mata.

Memang untuk hari bahagia sang pacar kali ini Si Pria tidak ada kotak berpita yang akan diberikannya, tapi Si Pria punya kue termanis dan lilin dengan cahaya yang tersimpan untuk menyambut hari bahagia sang pacar dimana akan ada cahaya kecil yang akan menerangi dimalam 15 september kali ini. Dari lilin itu Si Pria berharap sang pacar bisa pejamkan mata yang diiringi doa dan harapannya dalam hati sebelum cahaya padam. Dari kue itu Si Pria juga berharap Sang Pacar memberikan potongan kuenya pada ibunya yang selama ini setia manjaga dan membukakan pintu untuknya sepulang kerja, berharap dia memberikan potongan kue padanya (Si Pria) sebagai tanda sayang. Ternyata harapan yang diimpikan sejak siang cuma semu. Hatinya pun teriris kala mengingat secuil harapan yang diimpikannya tadi. Dengan sesal dan kecewa Si Pria membuang kue yang mulai nampak kusam. Dilemparkannya kue itu dipinggir jalan lalu pergi dengan siBiru dan lilin disaku. Saat bertemu dengan sang pacar, Si Pria hanya memberikannya lilin. Lilin yang belum sempat menyala, lilin yang masih menyimpan cahaya. Meski tak ada kue untuk mereka nikmati bersama namun setidaknya masih ada lilin dan cahaya untuk doa dan harapannya (sang pacar) meski lilin itu tak beradadiatas kuenya.
"Maaf jika aku buang kue ini, kue yang seharusnya ada di hadapanmu dihadapan kita diterangi lilin dan berisi doa serta harapanmu. Aku yang seharusnya ada disampingmu, ada diantara kue dan lilin itu serta ucapan selamat ulang tahun dariku yang melekat dikeningmu." Ucap Si Pria dengan kesal dan penuh rasa kecewa.
Sesal...
Kecewa...

Pada lilin Si Pria berkata,
Lin, taukah kamu??
Untuk menempatkanmu diatas kue aku sudah berdandan rapi
Lin, taukah kamu??
Untuk menyambut cahayamu aku sudah wangi
Seperti cahaya lilin ini aku akan berusaha untuk jadi penerang dalam hidupmu 
Seperti kue ini aku akan berusaha untuk jadi pemanis disetiap hari-harimu
Lin, taukah kamu??
Aku sudah siapkan puisi sederhana untuk kuperdegarkan ditelinganya...

Rencana kecil yang dibangun Si Pria dengan ketulusan atas rasa sayang dan perhatiannya kini luluh lantah. Rencana untuk merayakan hari bahagia sang pacar, rencana untuk menikmati kue bersama, rencana untuk melihat senyum haru sang pacar, rencana untuk melihat sang pacar meniup lilin diantara harapan dan doa, rencana untuk berceita tentang mereka. Semua bangunan rencana itu porak poranda dan hanya menyisakan puing-puing sesal dan kecewa. Sepintas dalam hati  Si Pria merasa bahwa bukan dia yang pertama dihatinya (sang pacar), merasa bahwa sang pacar tidak begitu menghargai keberadaanya (Si Pria) bahkan menghargai hubungan mereka. Entah benar adanya atau hanya perasaannya saja. Lalu Si Pria meninggalkan sebuah tulisan sederhana untuk sang pacar....

Untuk si cengeng yang ulang tahun 15 september ini,

Satu bintang bersinar di gelap gulita
Angin menari kabut tertawa
Hari indah tlah tiba
Sebait kalimat beribu doa
Terbaik dan terindah tentunya
Meski diantara sesal dan kecewa
Pada-Nya kupinta
Untukmu belahan jiwa

Selamat Ulang Tahun...
“Semoga Allah semakin sayang padamu“
Selamanya....

Seribu Hari (Bersama Bintank)

Tak terasa waktu yang kita tempuh saat ini bersamanya. Suka, duka, bahagia, pengorbanan, problematika, putus asa, kecewa sampai air mata semua ada. Ada dan terbungkus dalam kenangan seribu hari.

Kenangan yang membuat kita bertahan, kenangan-kenangan yang indah dan pahit selama perjalanan yang sayang tuk diakhiri dan tak mudah untuk dilupakan.
Perubahan yang membuat kita bertahan, berubah untuk lebih baik (sikap, ego, kebiasaan), berubah demi hubungan bukan demi satu pasangan.
Masalah yang membuat kita bertahan, masalah yang menuntun kita untuk berubah, masalah yang menunjukkan dimana letak kelemahan hubungan kita, menyadarkan kita untuk berubah (merubah apa yang ada dalam diri yang bisa memicu suatu masalah).
Teman yang membuat kita bertahan, teman yang peduli sama hubungan kita (thanks buat semua), teman yang mengingatkan kita saat salah satu diantara kita salah melangkah, salah mengambil keputusan, salah dalam bersikap juga saat salah dalam berpikir.

Seribu hari, seribu dimana...
Seribu pengorbanan tlah terlakukan
Seribu senyum tlah terukir
Seribu luka tlah menusuk
Seribu problema tlah terlewati
Seribu kecewa tlah tergores
Seribu tawa tlah tercipta
Seribu bahagia tlah menaung
Seribu air mata tlah terjatuh
Seribu kenangan tlah tersimpan


Semoga tetap ada seribu hari berikutnya dan selamanya...

Thanks God...
Thanks Friends...

on anniversary,
2 juni 201, 06.55am

Minggu, 10 April 2011

Ku Temukan Lagi (Indahnya Senja)


Sore kali aku dapatkan senja yang indah lagi di atas tempatku berdiri. Senja yang pernah menghilang karna egoisnya musim. Terlihat hamparan langit yang indah dengan balutan mendung tipis dan awan putih yang tebal. Langit kuning dan keemasan biasan sinar matahari membuat senja ini terlihat sempurna. Dalam bisikan kuberharap senja ini kan berakhir perlahan, perlahan dan perlahan hingga berganti malam yang indah. Malam dimana aku kan merasa sepi, merasa butuh cahaya untuk gelapnya suasanaku, untuk dinginnya hembusan angin di sekelilingku dan penyegar malam untuk mereka yang kesepian.

by: de
teras IN-NET, 03.02.2010
17.40wib

Sekecil Riang Untuk Si Kecil


Si Kecil : Oooom........ Om mau temana??
Paman   : Gak kemana-mana. Ijonk lagi apa??
Si Kecil : dak napa-napaiiiiiin...
Paman   : Muter-muter yuk??
Si Kecil : Temana Om??
Paman   : Ya muter-muter, naek motor.
Si Kecil : Ayoook...!! Pate jatet ya??
Paman   : Iya.... (tersenyum haru melihat si kecil)

Sepenggal dialog sang paman dan si kecil.

Kuhampiri si kecil saat senja, si kecilpun menyambut dengan sapa senyuman riang. Namun aku membalasnya dengan senyum haru. Mata berkaca hati penuh tanya kala melihat riangnya. Senja jadi saksi harapku pada-Nya, jangan pernah sirnakan riangnya, tutup pintu hatinya untuk problema orang didekatnya. Karna satu tetesan air mata si kecil adalah sebuah keharuan yang begitu besar.

by: de
sore hari, 15 desember 2009

Bijaknya Cinta

Kau rawat aku saat ragaku terluka
Dengan iba dan cinta
Kau balut lukaku dengan sentuhan tulusmu
Kau temaniku dengan ketidaktegaan dimatamu
Kamu...
Yang berikan waktu untuk keadaanku
Dengan detikan air matamu
Terima kasih untuk bijaknya cintamu

by: de
dedicated for BinTank
12.10.2009, 09.59 pagi

Terangku, Yakinku, Untukmu


Lihatlah bulan ini
Maka kau akan tahu
Seterang itulah ruang hatiku untukmu
Maka kau akan mengerti
Bahwa sebulat itulah tekadku
Dalam menyayangi dan menjagamu

by: de
6 september 2009 "menjelang sahur"

Lengkungan Bulan Dalam Kerinduan


Malam ini ku duduk terdiam diantara dingin yang berlarian dan hitamnya langit. Bintangpun muncul tak begitu banyak. Disisi kiri kutemukan sebuah cahaya, dan kulihat ternyata cahaya berasal dari bulan. Bulan memberi sedikit cahaya begitu bijak, meski hanya dalam lengkungan kecil dan tak sesempurna kala purnama. Namun, sinarnya terasa terang jatuh ke mata hingga masuk ke jiwa. Walau cuma diantara beberapa bintang dan selengkung rembulan, setidaknya telah kulewati kesepianku dan telah ku dapati sedikit kesegaran tuk ruang hati yang sepi. Ruang yang terasa sesak karna terpenuhi oleh rindu, hingga terasa berat dan letih di relung kalbu.

by: de
teras IN-NET, 28.08.09 - 21.13wib

E.N.T.A.H


Di balik kaca hitam
Diantara embun yang menghantam
Entah apa yang kurasakan
Entah apa pula yang kupikirkan

Semua terasa bimbang
Antara tenggelam dan mengapung
Tak ada sedikitpun riang
Hanya raut murung

Kuterdiam dalam sebuah asa
Ketika fajar tiba
Embun..,bawakan semangat saat kau datang
Bintang..,bawa resahku saat kau menghilang

by: de
lima juli dua ribu sembilan, jam tiga pagi lebih empat belas menit

Merindukanmu ( IBU )


Malam seakan tak larut
Matapun tak menciut
Ketika aku mengingatnya
Kala aku merindukannya

Terpejampun mata enggan
Karna tak ingin lepas dari bayangan
Rasanya tak ingin mengakhiri lamunan
Karna ku masih sangat merindukan 

Ku kan slalu persembahkan
Sebuah do'a dan harapan
Pada-Nya, kan kupinta sebuah tempat indah di alammu
Ibu...
by: de
28 juni 2009 jam 17.46

Tentang "Sikap"


Dia sebenarnya indah...

Bahkan lebih indah dari senja yang merona...

Dia juga sejuk...

Bahkan lebih sejuk dari embun pagi...

Dia begitu terang...

Bahkan lebih terang dari cahaya bulan...

Tapi kadang sikapnya amat menyakitkan...

Bahkan lebih sakit dari penyakit yang mematikan...


by: de
Juni 2009

Kepala Belakang

Bukan aku tak butuh rasa perhatianmu...
Bukan pula ku abaikan rasa pedulimu...
Namun...,
Ku tak ingin kau teteskan air mata untuk keadaanku...
Hanya itu...



by: de
minggu malam, 09 agustus 2009

Ijonk: Janan Yupa Maem Ya...


Terdengar nada telepon ...

Si Om  : Haloooo
Ijonk   : Om laji apa??
Si Om  : Lagi kerja...
Ijonk   : Om cudah maem beyom???
Si Om  : Belooom...
Ijonk   : Om janan yupa maem ya...
Ijonk   : Maem dirumah ayel (farrel,red) aja...
Si Om  : Iya... Ijonk juga...
Ijonk   : Ya udah ya om... calammuayaikum....
Si Om : Waalaikumsalam...

Tepat semenit percakapan itu
Tepat pula membuat mata berkaca
Sejenak menahan nafas dan pejamkan mata
Ada asa ingin memeluknya
Mengajaknya jalan (lagi) dibawah senja
Lama tak melihat tawamu nak
Masih ceriakah kau disana? (Semoga...)
Usia yang belum layak untuk memberi perhatian
Dia bisa memberi level sayang
Bahkan melebihi level sayang yang kuberikan
Kuberi dia susu ku diberinya madu
Terasa lebih manis dari manis yang kuberi


by: de
18 april 2010 jam 22.21

Sabtu, 09 April 2011

Just For My Mom

Terkadang mata berkaca bila mengingatmu
Begitu mahalnya bayangmu
Hingga harus ku teteskan air diantara kedipku
Takkan pernah hilang namamu
Meski tak ingat lagi akan raut wajahmu
Takkan pernah sirna pengorbananmu
Walau tak lagi bisa bersujud di kakimu
Kan ku ganti air susumu
Dengan do'aku
Untukmu
Ibu


by: de
02 juni 2009, 22.46

Pangeran Kecil dan Kerajaannya


Kulihat sang pangeran kecil riang, tetap bermain dan tertawa meski ada perang dalam kerajaannya. Perang jiwa serta rasa antara sang ratu dan raja. Saat sang raja jadi penghianat cinta, saat sang raja ingkari sumpah setianya dan saat sang raja menyayat hati sang ratu dengan tingkahnya. Sang ratu yang dulu ibarat langit yang berhias awan putih dikala siang dan berhias bintang dikala malam, kini sang ratu berubah menjadi awan mendung yang menyimpan banyak air mata kesedihan dan akan menjatuhkan airnya jika merasa berat dan letih membendungnya. Sang ratu terjatuh dari ranting cintanya diantara kekokohan sang raja yang berakar dusta dan beranting keegoisan. Sang pangeran kecil tetap dengan riangnya meski sang ratu rapuh dengan keadaannya.
Tuhan...,,
Tetap berikan keceriaan pada sang pangeran kecil. Jangan Kau bisikan ke telinga sang pangeran tentang pertempuran hati sang ratu dan raja. Sadarkan sang raja, berikan padanya akar berserabut cinta dan ranting berdaun kasih. Bangunkan sang ratu dari jatuhnya dan kembalikan ke ranting cintanya.
Tuhan...,,
Satukan kembali kasih mereka hingga tercipta lagi kerajaan kecil yang bahagia dan sederhana seperti awalnya.
 
by: de
29 september 2009

Untuk "si aku" Private Number


Untuk "si aku" yang hari ini lagi ultah (31.08.2010) 
Selamat ulang tahun sobat...

Sekuku tentang "si aku"...

"si aku" sesuatu yang akrab ditelinga akrab dijari namun tak akrab dimata.
"si aku" yang kukenal hanya lewat suara dan gambar, masih jadi sosok teman misterius bagiku.
"si aku" telah jadi sahabat berbagiku, peneman sibukku dan sempat berperan menjadi dokter antagonis buatku. Cerita dan tawanya lewat suara juga kata seolah jadi circus ditelinga dan mataku untuk sepekan ini.

"si aku" adalah si private number, si riang dalam lukisan dan terakhir aku ingin menyebutnya sahabat yang tak nampak. Mungkin emang belum seribu menit aku mengenalnya namun cukup semenit tuk temukan akrabnya. Dari semenit itulah kutempatkan dia diruangku, dimana diruang itu banyak teman yang nyata juga teman yang tak kasat mata. Seterusnya... selama "si aku" bisa tetap ramah sama ruang yang disinggahi dan tidak mengotori ruang itu dengan sikap dan egonya. Selamat datang "si aku", selamat datang diruangku..., RUANG SAHABAT...!! Ruang sederhana untuk berbagi, bercanda dan bercerita.

Semakin aku mengerti apalah arti sebuah raga untuk berteman. Saat raga belum mampu menjanjikan kehadiran, saat raga tak selalu bisa mendatangkan hiburan dan saat raga tak bisa untuk jadi penenang. Persahabatan tak hanya butuh sentuhan saat kita sedih, tak hanya butuh jabatan tangan ketika bertemu, tak cuma butuh usapan saat kita menangis dan tak sekedar butuh tatapan saat kita butuh seseorang untuk meyakinkan.

Selamat ulang tahun "si aku", semoga kamu selalu bahagia, enteng jodoh, enteng karir, lancar rejeki serta lancar BAB :p . Kini angka usiamu telah bertambah meski waktumu nyaris berkurang. Tetaplah bersyukur karna setidaknya kamu masih punya waktu buat ke bogor, nangkring di kramatjati, buat nulis, buat hobimu, buat mewujudkan "cita-citamu" dan masih punya waktu untuk menjadi "si aku".

Maaf sebagai teman aku terlalu angkuh karna tak menjabat tanganmu saat mengucapkan selamat ulang tahun kali ini. Maaf sebagai teman aku terlalu pelit karna tak memberimu sebuah bingkisan berpita dihari bahagiamu. Maaf sebagai teman aku tak cukup romantis karna tak bisa menghadirkan sepercik cahaya lilin diatas kue manis. Sebagai teman aku cuma punya sesuatu yang sederhana yaitu doa yang terbaik dan terindah untukmu.

Sekali lagi selamat ulang tahun teman... :)

by: de
dedicated to "si aku" [N.G]
31 agustus 2010

Asa Untuk Kawan












Raga kita tak selalu dekat
Namun canta, tawa dan duka selalu terikat
Kedekatan bukan sekedar jumpa dan duduk bersama
Melainkan karna seringnya sapa yang terucap dan terdengar ditelinga

Asaku untukmu...
Tetap ceria dan semangat meraih bahagia
Meski tak banyak waktu bertemu
Silaturahmi tetap terjaga hingga kita lanjut usia

by: de
dua agustus dua ribu sembilan
di teras kantor

Merasa Gagal

Dibawah terik matahari kumerasa gagal
Merubah apa yang selama ini ku sanjung
Kuberi senyum walau terkadang nakal
Akupun terdiam dengan raut mendung

Inginku menyerah
Namun ku tak ingin terlihat lemah
Haruskah ku pasrah
Bagiku teramat tak mudah

aaaaaaaaahhhh......

by: de
selasa siang, 07.07.09

Tanyaku Pada-Mu

kondisi saat gempa

KAU suramkam bumi minang
KAU tukarkan riang dengan tangisan
Ada apa dengan Gerangan, pencipta alam
Masihkan Kau maha penyayang?
Inikah teguran
Untuk kami yang tak memberiMu perhatian
Masihkan Kau maha pemurah?
Berikan kami jawaban diantara hikmah

by: de
dini hari, trotoar jalan sunan ampel
8 oktober 2009

Jumat, 08 April 2011

J I K A



Jika...
Jika benar kamu menyukai aku, sukai aku dan kesukaanku
Jika benar kamu mencintai aku, cintai aku dan kecintaanku
Jika benar kamu menyayangi aku, sayangi aku dan apa yang dipikiranku
Jika kamu mampu...
Akan ku lakukan hal yang sama bahkan kulebihlan untukmu
Namun jika kamu tak mau, sendirikan aku

Ada seorang teman yang berkomentar :
"g gtu jg c sbnernya,,,emang c kliatanya bakalan terlihat tulus klo bakal ngikut2 ap yg ada di diri kita dan brusaha sama dalam sgala hal, tp malah agak seperti memaksakan kehendak,,yg penting saling melengkapi, memahami, dan tanpa syarat, karna sebenernya beda itu indah bangeeeeet....:)"

Tapi menurutku :

Ngikut-ngikut...
Bukan ngikut-ngikut!!
"sukai aku dan kesukaanku, cintai aku dan kecintaanku, sayangi aku dan pikiranku"
bukan meminta untuk mengikuti apa yang sang tokoh suka, apa yang sang tokoh cinta dan apa yang sang tokoh pikirkan. Memahami, mengerti juga memaklumi apa yang sang tokoh suka, cinta dan yang dipikirkan. Lebih tepatnya menghargai apa yang ada di diri si tokoh.
Perbedaan...
Pebedaan memang indah, aku setuju itu tapi nggak semua perbedaan itu indah. Karna ada kalanya perbedaan itu adalah jurang, musuh dan mungkin boomerang buat kita. Ada kalanya juga perbedaan (yang justru merugikan) itu perlu dicocokkan dalam arti diserasikan.
Melengkapi...
Apa arti kata melengkapi jika tujuan dari melengkapi itu bukan untuk sebuah kecocokan, keserasian, keharmonisan dan kebaikan sebuah hubungan.
Memahami...
Apa selamanya kita cuma memahami tanpa tahu dan atau melakukan apa yang kita pahami.
Tanpa syarat...
Sebenarnya itu bukan syarat tapi permintaan. Jika mau mencoba dan masih merasa mampu untuk memenuhi sebuah permintaan kenapa gak??
Bukankah saat kita bisa memenuhi permintaan orang lain atau mungkin orang kita sayang adalah kebanggaan tersendiri buat kita.

Dalam hal ini si tokoh berkata :
"aku tak mengharuskan semua permintaan terpenuhi tapi seberapa besar usaha dan keikhlasannya untuk memenuhi permintaan, itu yang ingin aku tahu."

de, september 2010


Merapi 26 Oktober

merapi (dalam kemarahan)
 
Kau yang selalu kami pandang
Kenapa engkau menendang
Awan panas kau sebarkan, abu kau hujankan
Tak cukup itu, letusanmu pun menjantungkan
Aku tahu ini tak maumu
Kau hanyalah boneka dari Penciptamu
DIA yang punya rencana
Atas bencana yang kau bawa
Wahai Sang Pencipta...
Apa tujuannya??
Apa yang KAU rencana??
Hukuman atau sekedar teguran??
Atau karna kami yang hilang kesadaran
Bahwa KAU-lah pemilik keagungan
  Tuhaaaaaann...
Jika KAU maha pemurah
Selepas bencana datangkan hikmah
Tuhaaaaaann...
Jika KAU maha penyayang
Selepas bencana beri kami rasa tenang
Kami tak meminta
Pada KAU penguasa segalanya
Tapi kami memohon Pada-MU sang pencipta semesta
Bukan sekedar kata melainkan sebuah Do'a

de
oktober, 28 2010
19.39
puing-puing yang nampak

potongan tangan korban awan panas

bukti bahwa harta bukan segalanya

  foto by Aditya Rifa'i

Letih Seorang Pria Imsomnia


"Setengah mati mengejar rejeki... Meski harus sampai bergelut embun fajar disambut pagi sampai senja menanti... Halal yang dicari meski letih menghampiri..."


Begitulah sedikit bait tentang si pria...
Kadang si pria merasa bosan dengan pekerjaan saat ini, pekerjaan yang menurutnya tak punya kepastian waktu. Kepastian waktu untuk bekerja dan kepastian waktu untuk pejamkan mata, rebahkan raga dan mencari kesenangan jiwa. Tapi itulah bagian kecil dari keseharian dan pekerjaan si pria untuk saat ini (semoga tidak untuk selamanya). Untung si pria punya ego yang sedikit bijak, ego yang selama ini mengajarkannya untuk tetap bersyukur dan yang selalu bisikkan padanya untuk tetap menikmati kesibukannya. Sesekali si pria sangat berterima kasih pada egonya karna sudah bijak menjadi pembimbing untuk tuannya (si pria). Mungkin semua kata-kata ini tampak seperti keluhan tapi bagi si pria ini bukanlah keluran. Sekali lagi si pria berkata BUKAN!! Ini hanyalah seonggok rasa yang ada dipikirannya, yang dia goreskan lewat tulisan karna si pria tak ingin menyampaikan ini ke telinga "mereka", karna si pria tak ingin membagi letih pada dua ruang, ruang raganya dan ruang pikirannya. Bagi si pria cukup ruang raga saja yang merasakan letih. Banyak yang berteriak pada si pria "tinggalkan dan carilah pengganti". Lantang dalam diam si pria berkata "tidak!! sebelum kutemukan yang lebih baik dan yang pasti". Karna bagi si pria, mudah untuk meninggalkan tapi tak mudah untuk mencari.
agustus, 30 201, 11.03pm

"Sandal di Lepas" Mana Tulisannya?

Berawal sore hari 3 hari yang lalu, waktu aku dan si ndut (panggilan teman kerjaku) ke sebuah swalayan untuk mencari sebuah barang. Berhubung yang kita cari nggak ada di swalayan tersebut, kita coba cari ke swalayan yang lain. Kurang lebih 500 meter jarak yang musti kita tempuh lagi untuk sampai ke swalayan yang kedua. Hasilnya, tetap nihil. Kita nggak mendapatkan barang yang kita cari.

Untuk menebus kekecewaan karna nggak juga mendapatkan barang yang kita cari, akhirnya aku minta si ndut beli gorengan di pojokan swalayan tersebut. Tahu goreng, salah satu makanan favoritku. Bungkus mang..., begitu kataku pada abang penjual gorengan. lalu kita cabut balik ke tempat kerjaan. Si ndut asik ngemil gorengan sepanjang jalan, sedangkan aku musti tetap fokus mengemudi motor dengan sesekali ngelirik si ndut dari spion. Bukan khawatir dia ngantuk, tapi lebih khawatir kalau tahu goreng kesukaanku di habisin. hahahhaha... (piis ndut)

Di tengah perjalanan pulang aku inget kalau aku harus transfer uang ke seseorang. Berhubung aku lihat ada atm, langsung aku goyangkan stang motor ke kiri belok ke arah atm tersebut. Akupun buru-buru turun dari motor dan langsung masuk ke atm, sedangkan si ndut tetap nangkring di motor sambil nenteng gorengan. Di pintu atm ada kertas yang nempel yang bertuliskan : "Harap Dilepas: Bla Bla Bla......" cuma sekilas aku membacanya. Akupun lepas sendal dan berada di dalam atm tanpa sendal. Ternyata di dalam atm dingin banget, mungkin karna temperatur AC-nya sangat tinggi yang sempat kulihat AC diatasku. Menginjakkan kaki dilantai serasa kakiku menginjak es, gak betah Dab!! Berulangkali aku harus jinjitin kaki karna gak tahan dengan dinginnya lantai. Transfer kali ini cukup lama karena nomor rekening yang mau aku transfer ada di inbox, aku belom sempet move ke draft. Dan sialnya, nomor rekening tersebut adalah sms 4 hari yang lalu. Semakin lama kakiku kedinginan soalnya aku harus scrolldown inbox satu persatu. Udah ketemu nomor rekeningnya, buru-buru aku transfer, beres, langsung keluar. Pas aku keluar dan memakai sendal sambil jalan menuju motor, aku disambut dengan ketawa si ndut. Tak lama si ndut berkata: "mas ngapain sandalnya dilepas?", dengan gaya belaga sok patuh dengan peraturan, akupun jawab omongan si ndut: "noh liat ada tulisannya oon". Si ndut nyletuk lagi, "mana ada tulisan lepas sendal". Spontan aku balikkan badan ke arah atm dan membaca lagi tulisan yang nempel di kaca samping pintu. Ternyata tulisannya "HARAP DILEPAS: HELM, KACAMATA, MASKER. Mendadak tampang malu, tampang bego dengan muka terlihat merah-merah kecakepan (eits...,,gak boleh komplain :p) menghiasi raut wajahku. Cepat-cepat deh aku hidupin motor dan balik ke tempat kerjaan. Sepanjang jalan akupun ketawa-ketawa sendiri mengingat tingkah konyolku tadi, dalam hatipun aku berkata: "parah, kayak ngambil duit di masjid aja musti lepas sendal sgala". Sedangkan si ndut nggak ada henti-hentinya tertawa seolah seperti habis nonton film warkop 10 judul nonstop.

Kejadian yang cukup aneh bin konyol yang pernah aku alami. Cukup memalukan buatku sekaligus lucu (mungkin) buat kalian (yang baca cerita ini). Memang kalau hati dan pikiran kita sedang tidak dalam keadaan nyaman, hal-hal kecilpun kita jadi nggak konsen memperhatikan. Bagaimanapun  suasana hati dan pikiran sedikit banyak berpengaruh pada konsentrasi kita. So, sebisa dan sesering mungkin tempatkan hati dan pikiran kita dalam posisi yang nyaman. Jangan terlalu banyak dan menampung atau sering memikirkan beban.